Limbah hasil pengolahan padi yang dikenal sebagai dedak padi memiliki beragam kualitas yang berasal dari berbagai varietas padi. Dedak padi merupakan produk sampingan dari proses penggilingan padi untuk menghasilkan beras. Selain digunakan sebagai pakan ternak karena kandungan gizinya yang tinggi, dedak padi juga memiliki keunggulan harga yang terjangkau dan ketersediaan yang mudah. Penggunaan dedak padi sebagai bahan pakan tidak bersaing dengan konsumsi manusia.
Setiap tahunnya, produksi dedak padi untuk pakan ternak cukup besar, dengan jumlah mencapai 4 juta dan setiap kuintal padi dapat menghasilkan sekitar 18-20 gram dedak. Proses penggilingan padi menghasilkan sekitar 65% beras giling dan 35% limbah yang terdiri dari sekam, dedak, dan bekatul. Dedak padi memiliki kandungan protein sekitar 12-14%, lemak sekitar 7-9%, serat kasar sekitar 8-13%, dan abu sekitar 9-12%.
Dedak padi telah menjadi bahan pakan yang digunakan secara luas oleh peternak di Indonesia. Sebagai salah satu bahan pakan yang berasal dari limbah agro industri, dedak padi memiliki potensi besar sebagai sumber energi pakan untuk ternak. Kandungan proteinnya yang berkisar antara 12-13% membuat dedak padi menjadi komponen yang penting dalam penyusunan ransum untuk unggas.[1]
Karakteristik Dedak Padi
Dedak, sebagai komponen pakan untuk ternak, memiliki beberapa karakteristik yang dapat diidentifikasi. Dedak memiliki tekstur yang kasar, memiliki aroma khas yang harum, berwarna coklat, dan tidak membentuk gumpalan. Umumnya, dedak tidak dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama karena cepat menghasilkan bau yang menyengat. Hal ini terjadi karena tingginya kandungan lemak dalam dedak. Ketersediaan dedak sangat dipengaruhi oleh faktor waktu dan musim. Dedak termasuk bahan pakan yang mudah mengalami kerusakan selama proses penyimpanan jika melewati batas waktu tertentu.[2]
Perbedaan Dedak dengan Bekatul
Terkadang, banyak orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara dedak dan bekatul. Padahal, kedua jenis pakan ternak tersebut sebenarnya merupakan produk yang sama yang berasal dari proses penggilingan gabah padi. Banyak orang menganggap bahwa dedak dan bekatul adalah hal yang serupa. Namun, jika kita melihat perbedaan dalam tekstur dan kandungan nutrisi antara kedua bahan tersebut, beberapa pedagang tidak jujur dan terkadang mencampurkan kedua bahan tersebut dengan menggunakan sekam giling. Baik dedak maupun bekatul, keduanya merupakan hasil limbah dari proses penggilingan padi.[2]
Pada proses penggilingan padi, terjadi pembentukan beras giling sebanyak 65%, sedangkan 35% sisanya merupakan limbah yang terdiri dari sekam sebanyak 23% dan bekatul sebanyak 10%, dengan sisa lainnya berupa kotoran. Bekatul adalah lapisan terdalam dari butiran padi, sementara dedak terpisah saat proses penyosohan pertama. Umumnya, kedua bagian ini biasanya tercampur menjadi satu. Berikut ini adalah empat cara untuk membedakan dedak dan bekatul.
Cara Membedakan Dedak dengan Bekatul
- Tekstur bekatul memiliki kehalusan yang lebih tinggi dibandingkan dedak.
- Apabila direndam dalam air, hampir seluruh bagian bekatul akan tenggelam, berbeda dengan dedak padi yang memiliki bagian kulit yang terapung.
- Selain itu, terdapat perbedaan harga antara dedak dan bekatul, dengan selisih biasanya sekitar 500-1.000 rupiah.
- Dalam hal kandungan serat kasar, dedak padi memiliki jumlah yang lebih tinggi dibandingkan bekatul.[4]
Untuk memilih dedak yang optimal, perlu dipilih dedak yang terdiri dari kulit ari beras dan menir atau pecahan beras. Namun, perlu dihindari dedak yang tercampur dengan kulit padi yang keras atau pecahan sekam. Apabila dedak ini tercampur dengan kulit padi yang keras, komposisi nutrisinya akan berbeda dan tingkat serat kasarnya dapat meningkat hingga mencapai 25%.[5] Sebagai referensi, berikut ini adalah informasi mengenai harga dedak padi yang berlaku di pasaran.

Harga Dedak Padi
Merek & Kuantitas Dedak Padi | Harga (Rp) |
Dedak padi halus 1 kg | 7.777 |
Dedak bekatul padi super 10 kg | 38.900 |
Dedek Padi Galaxy GLX 01 10 kg | 75.000 |
Dedak bekatul padi super per karung isi 20 kg | 82.000 |
Keterangan mengenai harga dedak padi di atas kami rangkum dari berbagai sumber. Harap diperhatikan bahwa harga dedak padi dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
Jika dibandingkan dengan tahun 2021, terdapat perubahan harga dedak padi pada tahun 2022. Sebagai contoh, terdapat penurunan harga dedak bekatul padi super 10 kg dari Rp49.000 pada tahun 2021 menjadi Rp38.900 pada tahun 2022.
Tak hanya itu, harga dedak padi juga dapat bervariasi di setiap lokasi, tergantung pada promosi atau penawaran dari penjual. Jika Anda sedang mencari dedak padi, disarankan untuk membelinya di toko pakan ternak terdekat di kota tempat tinggal Anda.
[1] Mukhsin, M. 2021. Integrasi Dan Praktik Supply Chain Manajemen Pelaku Usaha Produksi, Distribusi Dedak, dan IKM Gerabah di Provinsi Banten. Sihabudin, editor. Bandung: Media Sain Indonesia, hlm 48.
[2] Ibid., hlm 49.
[3] Ibid., hlm 50.
[4] Ibid., hlm 51.
[5] Zulfan, MD. 2018. Teknologi Formulasi Ransum Unggas. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, hlm 27.