Bagi mereka yang berminat terjun ke bisnis laundry, salah satu peralatan yang mutlak dimiliki adalah mesin cuci. Selain itu, mesin dry cleaning juga diperlukan untuk menerima pesanan pencucian pakaian dengan bahan seperti wol, jas, atau kebaya berpayet. Mesin semacam ini tersedia di pasaran dengan harga rata-rata di kisaran puluhan juta rupiah per unit.
Usaha laundry dapat dijelaskan sebagai bisnis yang berfokus pada layanan jasa pencucian pakaian menggunakan mesin cuci dan pengering otomatis, serta menggunakan cairan pembersih dan pewangi khusus. Bisnis ini berkembang pesat di kota-kota besar dengan banyaknya rumah kost dan kontrakan, di mana penyewa tidak memiliki waktu atau kesempatan untuk mencuci dan menyetrika pakaian mereka karena kesibukan sebagai mahasiswa atau pekerja. Seiring dengan itu, banyak masyarakat juga memandang mencuci dan menyetrika sebagai tugas yang memakan waktu, sehingga mereka memilih menggunakan jasa laundry.[1][2]
Istilah “laundry” seringkali dikaitkan dengan “dry cleaning” dan seringkali disamakan. Namun, sebenarnya laundry dan dry cleaning merupakan kegiatan yang berbeda, meskipun memiliki tujuan yang sama. Dry cleaning merupakan proses pencucian pakaian menggunakan bahan kimia dan teknik khusus tanpa menggunakan air, atau disebut juga sebagai “cuci kering”. Oleh karena itu, tidak semua layanan binatu menyediakan layanan dry cleaning karena memerlukan mesin khusus untuk melakukan proses tersebut.
Perbedaan Laundry dan Dry Cleaning
Dry cleaning umumnya melibatkan proses pembersihan kain menggunakan pelarut organik tanpa menggunakan air. Proses ini meliputi tiga langkah utama, yaitu mencuci kain dalam pelarut, menghilangkan kelebihan pelarut dengan memutar cucian, dan mengeringkan kain dengan menggunakan udara panas. Dalam industri dry cleaning, terdapat dua jenis cairan pembersih yang sering digunakan, yaitu berbasis minyak bumi dan berbasis sintetis.
Terdapat dua tipe mesin dry cleaning dasar, yaitu transfer dan dry-to-dry. Mesin transfer melakukan proses pencucian dan pengeringan pada mesin yang berbeda. Biasanya, mesin ekstraksi akan menghilangkan pelarut berlebihan dari pakaian sebelum dipindahkan ke mesin pengering. Di sisi lain, mesin dry-to-dry adalah mesin tunggal yang dapat melakukan semua tahap pencucian, ekstraksi, dan pengeringan.
Selain perbedaan dalam proses dan mesin yang digunakan, terdapat perbedaan lain antara laundry dan dry cleaning. Hampir semua pakaian sehari-hari dapat dicuci di layanan laundry, sementara dry cleaning biasanya diperlukan untuk pakaian dengan bahan atau struktur khusus, seperti wol alami, gaun pengantin, kostum tradisional (termasuk kebaya dengan payet), dan jas.
Di pasaran, terdapat berbagai merek mesin dry cleaning yang telah dirilis. Bahkan, beberapa mesin menawarkan fungsi cuci basah dan cuci kering dalam satu unit. Harga mesin dry cleaning bervariasi, namun rata-rata berada di kisaran puluhan juta rupiah per unit. Bahkan, ada mesin yang dijual dengan harga ratusan juta. Berikut ini merupakan kisaran harga mesin dry cleaning sebagai referensi.
Harga Mesin Dry Cleaning
| Merk & Tipe Mesin Dry Cleaning | Harga |
| Mckinney Dry Cleaner Machines 10 kg | Rp25.200.000 |
| Enejean | Rp45.600.000 |
| Qinqdao Smad Electric SW70-1202PEG 7 kg | Rp60.800.000 |
| Gamesail P320II | Rp68.400.000 |
| Huayi 8 kg | Rp88.680.000 |
| Laijie GXZQ-8 | Rp89.770.000 |
| Yasen | Rp167.000.000 |
Harga mesin dry cleaning yang kami sampaikan di atas kami peroleh dari berbagai sumber, termasuk situs jual beli online internasional. Harap diingat bahwa harga tersebut tidak mengikat dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, harga Gamesail P320II berkisar sekitar Rp50,25 juta, sementara harga Qinqdao Smad Electric SW70-1202PEG 7 kg dimulai dari sekitar Rp57 juta.
Karena harga mesin dry cleaning yang relatif tinggi, banyak orang akhirnya mencari alternatif lain, yaitu menggunakan vertical steamer dengan menyemprotkan cairan kimia PCE (perchloroethene), terutama pada bagian pakaian yang sering mengeluarkan keringat, seperti lengan dan ketiak. PCE juga digunakan untuk bahan yang memiliki lapisan dalam seperti puring. Setelah dibiarkan beberapa saat, vertical steamer dipanaskan dan digunakan untuk menyetrika seluruh bagian pakaian hingga benar-benar rapi dan halus.
Namun, apakah metode ini aman? Menurut beberapa praktisi laundry, penggunaan steamer untuk dry cleaning dianggap berpotensi membahayakan keselamatan pegawai dan pelanggan laundry. Hal ini karena steamer atau vertical steamer sebenarnya digunakan untuk menyetrika atau merapikan bahan atau kain seperti gorden, skirting meja, sarung kursi, dan sejenisnya. Steamer ini berfungsi untuk menyetrika dan digunakan pada cucian atau pakaian yang telah dicuci dan bersih.
Perlu diingat bahwa dry cleaning adalah proses pencucian menggunakan minyak eteris yang disebut perchloroethylene (PCE), bukan “perchloroethene” yang merupakan jenis pelarut petroleum sintetis (bukan pelarut petroleum alami dari minyak bumi). Minyak PCE dapat menguap dan memiliki potensi bahaya terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit kanker. Oleh karena itu, proses dry cleaning menggunakan mesin khusus yang melakukan pencucian, pemerasan, pengeringan, dan penyulingan untuk dapat menggunakan kembali PCE yang terkontaminasi dalam proses pencucian.
[1] Simargolang, Muhammad Yasin dan Nurmala Nasution. 2018. Aplikasi Pelayanan Jasa Laundry Berbasis WEB (Studi Kasus: Pelangi Laundry Kisaran). Jurnal Teknologi Informasi Universitas Asahan, Vol, 2(1): 9-14.
[2] Susanti, Risa, Tonich Uda, Rinto Alexandro. 2019. Kualitas Pelayanan Jasa pada Usaha Laundry Ririn di Jalan G. Obos XII Kota Palangka Raya. Jurnal pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (JPIPS) Universitas Palangka Raya, Vol. 11(2): 244-251.