Fungisida, termasuk Dithane, merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengendalikan penyakit tanaman menggunakan bahan kimia.[1] Dithane merupakan salah satu merek dagang fungisida yang tersedia di pasaran. Umumnya, Dithane dijual dalam kemasan berukuran 1 kg. Harga fungisida Dithane ini bervariasi tergantung pada lokasi dan penjualnya, namun umumnya dapat ditemukan dengan harga mulai dari ratusan ribu rupiah.
Manfaat dan Kandungan Dithane
Dithane M-45 80 WP, yang juga dikenal sebagai fungisida Dithane, adalah fungisida protektif yang digunakan untuk melindungi tanaman dari penyakit. Berbeda dengan agen pengendali penyakit atau jamur lainnya, fungisida ini memiliki tekstur lembut berbentuk bubuk dengan warna kuning keabu-abuan.
Teksturnya memudahkan pencampuran dengan air dan tidak menggumpal atau mengendap di dasar tangki semprot. Selain itu, produk ini diklaim tidak menyumbat alat semprot seperti fungisida berbentuk granul, sehingga penggunaannya lebih mudah dan efisien.
Banyak petani yang menggunakan Dithane sebagai produk pengendali penyakit untuk berbagai jenis tanaman, termasuk apel, bawang merah, bawang putih, cabai, padi, kopi, rosella, tembakau, teh, dan tomat. Selain itu, beberapa orang juga menggunakannya untuk mencegah penyakit jamur pada tanaman cengkih, kakao, kacang tanah, karet, kedelai, dan kelapa. Fungisida ini dapat digunakan untuk hampir semua jenis tanaman pertanian.
Manfaat dari Dithane M-45 80 WP tidak terlepas dari bahan aktifnya. Dalam setiap kemasan fungisida ini, terdapat 80% mankozeb, bahan aktif fungisida yang termasuk dalam golongan M3 (ditiokarbamat). Bahan ini efektif dalam mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh jamur. Beberapa penyakit yang dapat dikendalikan dengan Dithane M-45 80 WP antara lain antraknosa bercak daun, karat daun, busuk daun, bercak ungu pada daun, dan busuk akar.
Mankozeb dalam fungisida ini adalah kombinasi antara senyawa maneb dan seng yang berfungsi sebagai agen pembasmi jamur patogen pada tanaman yang sakit. Bahan aktif dalam mankozeb meliputi 16% mangan, 2% seng, dan 62% etilenbis ditiokarbamat, juga dikenal sebagai mangan etilenbis ditiokarbamat plus non-seng.
Dengan adanya bahan aktif mankozeb, fungisida ini dianggap sebagai agen pengendali penyakit tanaman dengan risiko rendah. Produk ini diklaim tidak memiliki resistensi silang di antara anggota kelompok M1 hingga M9, sehingga aman bagi tanaman yang dikonsumsi.
Cara Kerja Fungisida Dithane
Fungisida Dithane M-45 bekerja sebagai fungisida protektif yang menghambat pertumbuhan jamur dengan cara kerja racun kontak. Bahan kimia yang terdapat dalam Dithane akan membentuk lapisan enzim yang mengandung unsur logam, yang berperan dalam pembentukan ATP (Adenosine Triphosphate). Proses ini mengganggu aktivitas enzim pada jamur, sehingga pertumbuhan jamur terhenti. Hal ini memungkinkan tanaman untuk pulih dengan baik.
Dosis dan Cara Pemakaian Dithane
Meskipun Dithane M-45 80 WP adalah produk yang relatif aman dan dapat digunakan untuk berbagai jenis tanaman, penting untuk menggunakan fungisida ini dengan bijaksana. Aplikasi Dithane M-45 80 WP harus dilakukan dengan menyemprotkan secara merata pada tanaman pada pagi hari setelah embun kering dan sebelum sinar matahari terik. Alternatifnya, Anda juga dapat melakukan penyemprotan di sore hari saat cuaca cerah. Hal ini penting untuk memaksimalkan efektivitas dan meminimalkan risiko terhadap tanaman dan lingkungan sekitar. Pastikan untuk mengikuti petunjuk penggunaan yang tertera pada kemasan dan konsultasikan dengan ahli pertanian atau petani berpengalaman jika diperlukan.
Untuk pemakaian dosis, Anda dapat mencampurkan antara tiga hingga enam gram bubuk Dithane ke dalam satu liter air. Umumnya, petani menggunakan dosis sekitar 48 hingga 96 gram per tangki berisi 16 liter air untuk tanaman tomat dengan luasan satu hektar. Selain cocok untuk tanaman dewasa, bahan ini juga dapat digunakan dalam proses pembibitan dan penyemaian.
Namun, ketika digunakan untuk pembibitan dan penyemaian, disarankan untuk mengurangi dosis yang telah disebutkan di atas. Biasanya, petani hanya menggunakan setengah dari dosis tersebut untuk menjaga agar bibit tetap terjaga dan tidak terkena penyakit. Sebagai contoh, Anda dapat menggunakan dosis sekitar 24 hingga 48 gram per tangki berisi 16 liter air.
Pastikan air dan fungisida tercampur secara merata dan tidak ada endapan yang tersisa. Untuk mempermudah pencampuran, Anda dapat menggunakan alat pengaduk atau mengocoknya dalam botol kecil sebelum dicampur dengan air dalam jumlah yang lebih banyak. Tanda bahwa Dithane siap digunakan adalah perubahan warna air menjadi pekat dan tidak ada bubuk yang mengapung atau mengendap.
Jika Anda membutuhkan Dithane M-45 80 WP, Anda dapat membelinya di toko pertanian terdekat atau melalui berbagai platform jual beli online. Produk ini dikemas dalam kantong plastik semi aluminium dan harganya dapat disesuaikan dengan penjual dan tempat pembelian.
Harga Dithane
| Kemasan Dithane | Harga |
| Dithane M-45 80 WP 20 gr | Rp4.000 |
| Dithane M-45 80 WP 200 gr | Rp40.000 |
| Dithane M-45 80 WP 500 gr | Rp86.500 |
| Dithane M-45 80 WP 1 kg | Rp153.000 |
Harga Dithane yang telah kami rangkum berasal dari berbagai sumber, termasuk situs jual beli pertanian online. Dalam beberapa waktu terakhir, terjadi kenaikan harga Dithane di pasaran. Sebagai contoh, Dithane M-45 80 WP 200 gram awalnya dijual dengan harga sekitar Rp30 ribu, namun sekarang telah naik menjadi sekitar Rp40 ribu. Begitu pula dengan Dithane M-45 80 WP per 1 kilogram, yang harga awalnya sekitar Rp117.500, kini telah naik menjadi sekitar Rp153 ribu.
Selain Dithane, terdapat beberapa merek fungisida lain yang dapat Anda temukan di toko pertanian. Sebagai contoh, Tiezene 80 WP saat ini dijual dengan harga mulai dari Rp170 ribu per kilogram. Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat mengunjungi toko pertanian terdekat atau membelinya melalui platform jual beli online. Harga produk dapat berbeda-beda tergantung dari penjual dan tempat pembelian.
[1] Sumardiyono, Christanti. 2008. Ketahanan Jamur terhadap Fungisida di Indonesia. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia UGM, Vol. 14(1): 1-5.