Harga Bambu per Batang

Bambu adalah salah satu jenis tanaman rumput-rumputan yang sering dimanfaatkan oleh manusia karena banyaknya kegunaannya. Sebagai pengganti kayu, bambu sering digunakan untuk pondasi hunian dan banyak dijual per batang dengan harga yang terjangkau.

Bambu memiliki batang dengan rongga dan ruas, dan dikenal dengan beberapa nama lain seperti buluh, aur, dan eru. Pertumbuhan bambu sangat cepat dan unik karena sistem rhizoma-dependen. Dalam waktu satu hari saja, bambu bisa tumbuh hingga 60 cm atau lebih, tergantung pada kondisi tanah dan iklim tempat ia ditanam.

Kecepatan pertumbuhannya disebabkan oleh fakta bahwa bambu termasuk keluarga rumput-rumputan. Setelah dipanen, bambu akan tumbuh kembali dengan cepat tanpa merusak ekosistem, berbeda dengan pohon. Batang bambu muncul dengan diameter penuh dari permukaan tanah dan mencapai tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh, yaitu sekitar 3 hingga 4 bulan.

Pada beberapa bulan pertama, tunas bambu akan tumbuh secara vertikal tanpa memiliki cabang hingga mencapai usia kematangan. Lalu, cabang mulai tumbuh dari node dan daun muncul. Selama beberapa tahun berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan mengeras. Namun, setelah beberapa tahun, batang bambu dapat terinfeksi jamur yang menyebabkan pembusukan dan akhirnya batang akan runtuh. Oleh karena itu, bambu paling baik dipanen ketika berusia antara tiga hingga tujuh tahun.

Harga Bambu per Batang Harga Bambu per Batang

Manfaat Bambu

Bambu adalah kelompok tumbuhan yang dapat dengan mudah ditemukan, termasuk di Indonesia. Menurut suatu penelitian, Indonesia memiliki setidaknya 143 jenis bambu, dengan 60 jenis di antaranya tumbuh di pulau Jawa, dan 14 jenis di antaranya hanya dapat ditemukan di Kebun Raya Bogor. Bambu tumbuh subur di iklim tropis seperti di Indonesia, dengan tingkat pertumbuhannya mencapai lebih dari 60 cm per hari, bergantung pada kondisi tanah dan iklim setempat.[1][2]

Bambu sering dijadikan sebagai alternatif pengganti kayu karena memiliki banyak keunggulan. Waktu tumbuh bambu sangat cepat, sehingga bisa dipanen dalam waktu lima tahun, sedangkan kayu membutuhkan waktu belasan tahun untuk dapat dipanen. Selain itu, budidaya bambu dapat dilakukan dengan menanamnya sekali saja, karena bambu terus berkembang biak melalui rhizome (akar yang menjadi tunas baru).[3]

READ  Harga Kapur Bangunan per Kg dan per Sak Terbaru

Berdasarkan informasi dari Dekoruma, bambu memiliki struktur yang mirip dengan pipa, sehingga memiliki tingkat kelenturan yang tinggi. Hal ini membuat bambu sangat baik dalam menahan beban lentur dan bersifat elastis dengan daya tahan yang baik terhadap angin. Karena kelenturan dan kekuatannya yang tinggi, bambu juga dianggap sebagai bahan konstruksi yang baik untuk bangunan karena dapat menahan gempa dengan baik.[4]

Bambu batangan (youtube: Noal Farm)
Bambu batangan (youtube: Noal Farm)

Material bambu memiliki keunggulan dibandingkan dengan kayu karena kemudahan dalam pembentukan dan pembelahan. Karenanya, bambu sering digunakan sebagai bahan furniture karena dapat diolah menjadi berbagai ukuran. Meskipun mudah dibentuk, material ini tetap memiliki kekuatan yang cukup baik untuk menahan beban dalam bentuk tarik, geser, tekan, dan tekuk.

Selain bagian batangnya, bagian lain dari pohon bambu juga memiliki banyak manfaat. Misalnya, daun bambu bisa dijadikan sebagai pembungkus makanan dan diaplikasikan sebagai obat tradisional untuk menurunkan panas pada anak-anak karena memiliki sifat mendinginkan. Selanjutnya, tunas bambu yang dikenal sebagai rebung dapat dikonsumsi saat berumur satu hingga lima bulan.

Akar bambu, selain berfungsi sebagai penahan erosi untuk mencegah bahaya banjir, juga dapat berperan dalam mengatasi limbah beracun akibat keracunan merkuri dengan menyaring air melalui serabut akarnya. Selain itu, akar bambu berfungsi untuk menampung air dan berkontribusi sebagai sumber air dalam sumur.

Dalam buku berjudul “Informasi Sifat Dasar dan Kemungkinan 10 Jenis Bambu” yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan Badan Penelitian, Pengembangan, dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terdapat berbagai jenis bambu yang dikenal di masyarakat.

Jenis-Jenis Bambu

  • Bambu Wulung: Memiliki batang segar berwarna hijau, namun mengering menjadi kehitaman atau ungu gelap. Panjangnya sekitar 12-13 meter dengan diameter pangkal 8-9 cm dan ujung 4-5 cm. Cocok untuk bahan baku pulp, kertas, konstruksi ringan, anyaman, dan furniture.
  • Bambu Tutul: Panjangnya sekitar 13 meter dengan diameter 8-9 cm, biasanya terdapat 14 batang dalam satu rumpun. Cocok untuk konstruksi ringan, anyaman, furniture, serta bahan baku pulp dan kertas.
  • Bambu Apus: Memiliki batang hijau saat segar dan krem ketika kering. Panjang batang sekitar 11-14 meter dengan sekitar 29 ruas. Cocok untuk anyaman, kandang burung, konstruksi ringan, dan alat rumah tangga.
  • Bambu Andong: Batangnya hijau dengan garis-garis vertikal putih saat segar. Panjangnya berkisar antara 17-22 meter dengan diameter pangkal sekitar 13,4 cm dan ujung 5,3 cm. Cocok untuk konstruksi berat dengan proses pengawetan.
  • Bambu Mayan: Panjang batang dipotong sekitar 13,9-16,8 meter dengan diameter pangkal 13 cm dan ujung 4-5 cm. Cocok untuk konstruksi ringan, kerajinan, dan furniture.
  • Bambu Betung: Memiliki batang dengan panjang 14,5-16,5 meter, diameter pangkal 20 cm, dan ujung 40-60 cm. Cocok untuk konstruksi dengan perlakuan pengawetan sebelumnya, pembuatan jembatan, dan furniture bagian tertentu.
  • Bambu Ampel: Panjangnya sekitar 10-12,3 meter dengan diameter pangkal 7-8,4 cm dan diameter ujung 2,7-4,4 cm. Permukaan batang berwarna hijau tanpa strip putih. Cocok untuk konstruksi ringan, furniture, dan kerajinan.
  • Bambu Ater: Memiliki panjang sekitar 9-10,5 meter dengan diameter pangkal 5,4-8,7 cm dan diameter ujung 4,2-6,1 cm. Cocok untuk konstruksi ringan, furniture, dan kerajinan.
  • Bambu Duri: Panjangnya mencapai 18-21,5 meter dengan sekitar 56-63 ruas. Umumnya digunakan untuk konstruksi tertentu dengan perlakuan pengawetan sebelumnya.
  • Bambu Temen: Memiliki panjang batang 9,5-11 meter dengan sekitar 23-29 ruas. Cocok untuk konstruksi ringan, furniture, dan kerajinan.
READ  Harga Aluminium Alexindo

Mendapatkan bambu tidaklah sulit jika Anda membutuhkannya. Bambu dapat diperoleh dengan mudah dari petani bambu atau dibeli melalui toko kayu atau toko bahan bangunan. Selain itu, banyak penawaran bambu yang tersedia melalui berbagai situs e-commerce dalam negeri.

Harga Bambu

Ilustrasi panen bambu (sumber: siciliabambu.it)
Ilustrasi panen bambu (sumber: siciliabambu.it)
Jenis Bambu Harga per Batang
Bambu Apus 1 m Rp7.000
Bambu Apus 6 m Rp15.000
Bambu Wulung 1 m Rp22.750
Bambu Wulung 6 m Rp27.500
Bambu Tutul 1 m 50-60 mm : Rp6.000
60-70 mm : Rp7.000
70-80 mm : Rp8.000
80-90 mm : Rp9.000
Bambu Ater/Jawa 1 m 70-80 mm : Rp7.000
80-90 mm : Rp8.000
90-100 mm : Rp9.000
100-120 mm : Rp10.000
Bambu Ampel 1 m Rp9.000
Bambu Ampel 6 m Rp15.000 – Rp25.000
Bambu Steger 6 m 7-8 cm : Rp13.500
8-9 cm : Rp15.000
10-12 cm : Rp20.000 – Rp25.000
Bambu Andong 6 m Rp20.000
Bambu Petung 1 m Rp40.000
Bambu Petung 2 m Rp65.000
Bambu Petung 6 m Rp75.000 – Rp90.000
Bambu Petung Hitam 3 m Rp55.000
Bambu Petung Hitam 4 m Rp65.000

Kami telah mengumpulkan daftar harga bambu per batang dari berbagai sumber, termasuk situs jual beli online dan penjual bambu di media sosial. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terdapat beberapa variasi harga, ada yang tetap stabil dan ada juga yang mengalami kenaikan. Sebagai contoh, harga bambu steger dengan panjang 6 meter dan ukuran diameter 8-9 cm sebelumnya berkisar antara Rp14.500 hingga Rp16.000 per batang, namun saat ini harga berkisar sekitar Rp15.000 per batang. Sementara itu, harga bambu petung dengan panjang 2 meter naik dari Rp35.000 hingga Rp50.000 menjadi sekitar Rp65.000 per batang.

[1] Muhsin, Ardhi Ana, dkk. 2015. Material Bambu sebagai Konstruksi pada Great Hall Eco Campus Outward Bound Indonesia. Jurnal Reka Karsa Institut Teknologi Nasional, Vol. 3(3).

[2] Hartanti, Grace. 2010. Keberadaan Material Bambu sebagai Substitusi Material Kayu pada Penerapan Desain Interior dan Arsitektur. Humaniora, Vol. 1(1): 11-19.

READ  Harga Logam Titanium per Gram

[3] Ibid.

[4] Ibid.

Tinggalkan komentar