Jika sering beraktivitas di dapur, tentunya Anda sudah mengenal dengan baik merek Fermipan. Fermipan merupakan ragi instan yang tersedia dalam berbagai kemasan, mulai dari sachet 11 gr, plastik 500 gr, hingga kotak 1 kg. Ragi instan ini bisa Anda temukan di berbagai toko bahan kue, pasar tradisional, dan minimarket seperti Alfamart dan Indomaret dengan harga yang terjangkau.
Fermipan merupakan salah satu merek ragi yang diproduksi oleh Lesaffre, perusahaan yang berasal dari Perancis, dan sudah dikenal di seluruh dunia oleh para pembuat roti. Fermipan termasuk dalam jenis ragi kering instan atau instant dry yeast yang memiliki bentuk butiran halus berwarna cokelat muda dan memiliki aroma khas ragi roti. Di Indonesia, merek Fermipan didistribusikan oleh PT Sangra Ratu Boga sebagai agen tunggal yang ditunjuk oleh Lesaffre sejak tahun 1989. PT Sangra Ratu Boga adalah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum, termasuk impor, ekspor, serta distribusi di berbagai wilayah.
Keunggulan Fermipan
Fermipan cukup terkenal di Indonesia karena mudah ditemukan. Selain itu, menurut penelitian, Fermipan memiliki kadar lemak yang rendah dan kandungan air yang lebih tinggi dibandingkan dengan ragi lain saat digunakan dalam pembuatan adonan roti.[1] Karakteristik ragi instan ini tidak akan membuat adonan cepat mengering atau keras saat dipanggang dan didiamkan untuk proses fermentasi. Penggunaan Fermipan dalam pembuatan kue atau roti juga akan menghasilkan produk yang lebih empuk dan kenyal, karena adonan dapat menyerap lebih banyak air dan mengalami fermentasi yang baik oleh ragi tersebut.
Fermipan juga dikenal sebagai bahan pengembang kue. Proses fermentasi yang terjadi akibat penambahan ragi pada adonan akan membuat adonan menangkap lebih banyak udara dan air, sehingga adonan dapat mengembang dua kali lipat dari ukuran semula. Ketika adonan yang telah mengembang dimasak melalui pengukusan atau pemanggangan, akan menghasilkan tekstur roti yang berongga.
Jumlah rongga yang terbentuk pada kue tergantung pada jumlah Fermipan yang digunakan. Semakin banyak Fermipan yang ditambahkan ke dalam adonan, semakin banyak pula rongga yang terbentuk dalam roti. Keberadaan rongga pada kue membuat roti lebih mudah digigit dan memberikan efek yang baik saat dikonsumsi. Keunggulan lain dari Fermipan terletak pada teksturnya. Jika Anda menggunakan Fermipan dalam bentuk tablet, ragi ini memiliki tekstur yang mirip dengan pasir atau tepung. Ragi instan ini juga mudah larut dalam air, sehingga tidak perlu dihancurkan sebelum digunakan.
Kenapa Fermipan Tidak Aktif?

Untuk menggunakan ragi instan Fermipan, penting untuk memperhatikan masa aktifnya. Seperti ragi pada umumnya, Fermipan juga memiliki batas masa aktif yang tertera pada kemasannya. Pada bagian belakang kemasan, terdapat tanggal expired yang menandakan berakhirnya masa aktif ragi. Namun, disarankan untuk melakukan uji coba reaksi ragi guna memastikan kehidupan bakteri dalam ragi tersebut.
Pemeriksaan reaktif Fermipan cukup sederhana. Anda hanya perlu menyiapkan segelas air hangat dan dua sendok teh ragi. Campurkan ragi instan ke dalam air hangat dan aduk hingga merata. Jika air berubah warna dan suhunya semakin panas dengan adanya busa, maka itu menunjukkan bahwa ragi masih aktif. Namun, jika tidak ada reaksi sama sekali, itu menandakan bahwa Fermipan sudah tidak aktif atau bakterinya telah mati.
Selain masa kedaluwarsa, ada beberapa faktor lain yang dapat membuat Fermipan menjadi tidak aktif, salah satunya adalah penyimpanan yang tidak tepat. Sebagai organisme yang melakukan fermentasi dalam adonan kue, bakteri dalam ragi dapat mati kapan saja dan menyebabkan Fermipan menjadi tidak aktif. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan cara penyimpanan agar menghindari risiko kematian bakteri.
Fermipan yang belum terpakai sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan kedap udara, seperti toples atau wadah yang diikat dengan karet. Selain itu, suhu dan kelembapan ruangan juga perlu diperhatikan. Fermipan harus disimpan di tempat yang sejuk, kering, dan terhindar dari paparan sinar matahari.
Jika Anda telah mengikuti semua langkah di atas namun ragi tetap tidak aktif, kemungkinan hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam proses penggunaan. Beberapa orang melakukan kesalahan dengan menggunakan air panas yang terlalu tinggi. Air yang terlalu panas dapat membunuh bakteri dalam Fermipan, sehingga ragi menjadi tidak reaktif.
Sebagai saran, Anda dapat menuangkan air dingin dan air panas ke dalam gelas dengan perbandingan 3:1. Misalnya, tuangkan 3 sendok makan air dingin dan 1 sendok makan air panas ke dalam gelas. Aduk hingga merata dan mencapai suhu yang stabil. Setelah itu, tambahkan Fermipan dan aduk lagi di dalam gelas.
Bagi Anda yang ingin menghindari risiko ragi yang tidak aktif, disarankan untuk membeli Fermipan dalam kemasan sachet dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan. Fermipan sachet umumnya berisi 11 gram ragi dan memiliki harga yang terjangkau. Untuk mengetahui harga Fermipan sachet maupun kemasan dus saat ini, Anda dapat memeriksa di toko-toko atau supermarket terdekat.
Harga Fermipan

Varian Fermipan | Harga |
Fermipan Yeast Instan Sachet 11 gr | Rp5.000 – Rp7.000 |
Fermipan Yeast Instant 1 Box (4 sachet) | Rp27.000 |
Fermipan Brown 500 gr | Rp46.850 – Rp49.500 |
Fermipan Red 500 gr | Rp51.500 |
Fermipan Yeast Instant 1 Karton/Dus (60 box) | Rp1.050.000 |
Kami menyusun daftar harga Fermipan di atas dengan merujuk pada berbagai sumber. Jika dibandingkan dengan penawaran sebelumnya, terdapat perubahan harga yang naik dan turun. Sebagai contoh, harga Fermipan Red 500 gr sebelumnya adalah Rp53.500 dan kini mengalami penurunan menjadi Rp51.500. Sementara itu, harga Fermipan Yeast Instant 1 box (4 sachet) mengalami kenaikan dari Rp20.200 menjadi Rp27 ribuan.
Selain dapat ditemukan di pasar tradisional, toko kelontong, dan toko online, Fermipan juga tersedia di minimarket seperti Indomaret dan Alfamart. Di Indomaret, harga Fermipan Instant Yeast 4 x 11 gr saat ini berkisar Rp22.700. Dalam perbandingan dengan tahun sebelumnya, harga Fermipan tersebut masih sekitar Rp20.200.
[1] Amri, Erismar & Putri Pratiwi. 2014. Pembuatan Mocaf (Modified Cassafa Flour) dengan Proses Fermentasi Menggunakan Beberapa Jenis Ragi. Jurnal Pelangi STKIP PGRI Sumatera Barat, Vol. 6(2): 171-179.